Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos usai menemui masa aksi unjuk rasa rerkait DOB Sofifi di depan Kantor DPRD Maluku Utara/Senin, 28 Juli 2025
ARUNGNEWS.COM,MALUT-Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, menyatakan komitmennya untuk mengawal usulan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kota Sofifi di tingkat pusat. Hal ini disampaikannya saat menemui massa aksi dari Majelis Rakyat Kota Sofifi (Markas) yang berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Provinsi Maluku Utara, Senin (28/7/2025).
“Yang jelas saya berkomitmen secara pribadi untuk membahas usulan Bapak-Ibu di DPR RI, yang selama ini belum pernah dibahas,” ujar Rifqinizamy di hadapan para demonstran.
BACA JUGA:Gubernur Sherly Dorong Partisipasi dan Keberlanjutan dalam RPJMD Maluku Utara 2025–2029
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa proses pembentukan DOB saat ini tidak semudah era 1999. DPR, khususnya Komisi II, baru dapat membahas usulan tersebut setelah Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penataan Daerah disahkan.
“Setelah PP-nya selesai, kami akan bahas usulan DOB Kota Sofifi. Berdasarkan undang-undang yang berlaku, tidak ada lagi daerah yang bisa langsung menjadi provinsi atau kabupaten/kota. Setiap usulan harus melalui tahap persiapan selama tiga tahun. Jika berhasil, baru bisa ditetapkan sebagai daerah otonomi,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa aspirasi masyarakat akan ditindaklanjuti, namun semua pihak diminta memahami proses dan tahapan yang telah ditetapkan secara hukum.
Sementara itu, Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, yang turut hadir dalam aksi tersebut, menyampaikan bahwa Ketua Komisi II DPR RI telah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri terkait regulasi pembentukan DOB.
Menurutnya, kehadiran Rifqinizamy di Sofifi merupakan bentuk perhatian pemerintah pusat terhadap aspirasi masyarakat, khususnya warga Oba yang mendorong pemekaran daerah.
“Sebagai Gubernur Maluku Utara, tugas saya menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah pusat, dan itu sudah saya lakukan,” ujar Sherly.
Ia menambahkan, pemerintah daerah saat ini juga tengah mengupayakan dukungan anggaran dari pemerintah pusat sambil menanti kejelasan status Sofifi sebagai ibu kota provinsi.
Menutup pernyataannya, Sherly mengimbau masyarakat agar menyampaikan aspirasi secara damai dan menjauhi tindakan anarkis.
“Karena torang semua bersaudara, tidak boleh berkelahi. Kalau mau bicara, bicara baik-baik, jangan saling lempar,” tegasnya.(01)